Teknik Dasar Encoding Data, Jenis Jenis Encoding Data, Perbedaan NRZ-L dan NRZ-I, Teknik Encoding, Data Encoding, Pengkodean Data, 4 Kombinasi Data dan Sinyal Data, Contoh Pengkodean Data, Sistem Pengkodean Data.
Encoding merupakan sebuah proses yang sulit dalam algoritma genetika. Hal ini terjadi karena proses encoding dalam setiap permasalahan berbeda, dan tidak semua teknik encoding cocok dengan permasalahan tersebut. Proses encoding menghasilkan string yang kemudian disebut dengan kromsom, dan setiap kromosom mengandung bit yang disebut dengan gen. sehingga dapat disimpulkan bahwa string terdiri dari sekumpulan bit.
Dalam transmisi data terdapat 4 kombinasi transmisi yang didasarkan pada jenis data yang dikirim dan sinyal yang digunakan, yaitu:
- Data Digital ke Sinyal Digital,
- Data Digital ke Sinyal Analog,
- Data Analog ke Sinyal Digital,
- Data Analog ke Sinyal Analog.
Berikut adalah macam-macam teknik encoding:
- Nonreturn To Zero (NRZ)
Format yang paling mudah dalam mentransmisikan sinyal digital adalah dengan menggunakan dua tingkat tegangan yang berlainan untuk dua digit biner. Kode-kode yang mengikuti cara ini dibagi berdasarkan sifat-sifatnya. Tingkat tegangan tetap konstan sepanjang interval bit yang ditransmisikan, yang dalam hal ini tidak terdapat transisi (tidak kembali ke level tegangan nol). Format ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Non-Return to Zero level (NRZ-L)
Suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu nilai biner dan tegangan positif dipakai untuk mewakili nilai biner lainnya.
- Menampilkan dua perbedaan tegangan untuk bit 0 dan 1,
- Tegangan tetap konstan sepanjang interval bit,
- Tidak terdapat transisi (tidak kembali ke level tegangan nol),
- Sebagai contoh tidak ada level tegangan untuk menampilkan biner 0,
- Teknik ini sering dipergunakan untuk membangkitkan atau mengartikan data digital melalui terminal atau lainnya.
b. Non-Return to Zero Inverted (NRZ-I)
Suatu kode dimana suatu transisi (rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) pada awal suatu bit akan dikenal sebagai biner ‘1’ dan berarti biner ‘0’ apabila tidak ada transmisi.
- Merupakan salah satu contoh dari differensial encoding (penyandian encoding),
- Mempertahankan pulsa tegangan konstan untuk durasi waktu bit,
- Data itu sendiri ditandai saat kehadiran atau ketidak hadiran transisi.
Keuntungan NRZ:
- Mudah dalam mengefisiensikan penggunaan bandwidth,
- Lebih kebal noise.
Kelemahan NRZ :
- Keberadaan komponen dc,
- Kurangnya kemampuan sinkronisasi.
2. Multilevel Binary
Format pengodean ini diarahkan untuk mengatasi ketidak-efisienan kode NRZ. Kode ini menggunakan lebih dari 2 level sinyal.
a. Bipolar-AMI
- Biner 0 ditampilkan melalui nonsinyal pada jalur. Biner 1 ditampilkan melalui pulsa positif atau negative,
- Pulsa biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya,
- Kehilangan sinkronisasi tidak akan terjadi bila muncul string panjang 1s.
- Tidak terdapat komponen dc murni.
- Bandwidth lebih sempit dibanding bandwidth NRZ,
- Banyak digunakan sebagai alat bantu untuk mendeteksi kesalahan.
b. Pseudoternary
- Biner 1 ditampilkan melalui nonsinyal pada jalur
- Biner 0 ditampilkan melalui pulsa positif atau negative
Keunggulan Multilevel Binary :
- Kemampuan sinkronisasi yang baik
- Tidak mengandung komponen dc dan pemakaian bandwidth yang lebih kecil
- Dapat menampung bit informasi yang lebih banyak.
Biphase merupakan format pengkodean yang dkembangkan untuk mengatasi keterbatasan kode NRZ. Pada biphase digunakan dua teknik, yaitu Manchester dan Differensial Manchester.
a. Manchester
- Mempunyai transisi ditengah-tengah setiap periode bit
- Transisi pertengahan bit bermanfaat sebagai mekanisme clock dan sekaligus sebagai data transisi.
- Transisi rendah ke tinggi menggambarkan 1
- Transisi tinggi ke rendah menggambarkan 0
- Ditetapkan untuk standar IEEE 802.3
b. Differential ManchesterTransisi pertengahan bit hanya digunakan untuk menyediakan clock,
Transisi pada awal periode bit digambarkan dengan pengkodean 0,
Terdapat inversi sinyal pada saat bit berikut adalah bit 0. Apabila bit berikut adalah bit 1, maka tidak ada inversi sinyal,
Ditetapkan untuk token ring IEEE 802.5 LAN menggunakan shielded twisted pair.
4. Modulation Rate
Modulation Rate adalah kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.
Salah satu cara menyatakan modulation rate yaitu dengan menentukan rata-rata jumlah transisi yang terjadi per bit time.
5. Teknik Scrambling
Digunakan untuk menempatkan deretan data yang akan menghasilkan level tegangan konstan yang telah diganti-kan oleh deretan data pengganti.
Deretan data pengganti:
- Harus menghasilkan transisi yang cukup untuk sinkronisasi,
- Harus dikenal oleh receiver dan akan digantikan dengan deretan data asli,
- Deretan data pengganti harus sama panjangnya dengan deretan data asli,
- Tanpa komponen dc,
- Tanpa deretan yang panjang dari jalur sinyal yang mempunyai level 0,
- Tidak mengurangi rate data,
- Mempunyai kemampuan mendetaksi kesalahan.
6. Bipolar with 8-Zeros Substitution (B8ZS)
- Oktaf dari 0 muncul dan pulsa voltase terakhir positif maka dihasilkan 8 nol oktaf yang ditandai dengan 000+-0-+.
- Oktaf dari nol muncul dan pulsa voltase terakhir negatif maka dihasilkan 8 nol oktaf yang ditandai dengan 000-+0+-.
- Apabila terdapat 8 level tegangan nol berurutan, maka kedelapan level tegangan tersebut disubstitusi oleh level tegangan 000VB0VB.
7. High-density bipolar-3 zeros (HDB3)
- Jika jumlah sinyal tidak nol setelah substitusi terakhir adalah ganjil, maka substitusi dilakukan dengan menggunakan level tegangan 000V.
- Jika jumlah sinyal tidak nol setelah substitusi terakhir adalah genap, maka substitusi dilakukan dengan menggunakan level tegangan B00V.
SEMOGA BERMANFAAT, TERIMA KASIH. . . ☺
Bagikan
TEKNIK PENGKODEAN
4/
5
Oleh
Unknown