Selasa, 12 September 2017

DATA TRANSMISSION & ERROR CHECKING



Transmisi Data
Kualitas transmisi data bergantung pada kualitas signal dan media yang digunakan. 
Data yang bisa ditransmisikan hanya data analog, sehingga data digital hahrus diubah menjadi sinyal analog terlebih dahulu. Setelah ditransmisikan data diubah lagi menjadi digital dan data tersebut tidak boleh berbeda.  Semakin bagus hardware yang digunakan semakin cepat sampai datanya dikirim.

Twisted Wire, UTP dan STP yang biasanya terdapat dalam gedung karena mudah rusak bila terkena air


Coaxial, Lebih terlindung daripada twisted karena terdapat banyak lapisan


Fiber Optik, Kabel yang saat ini peling sering digunakan



Gelombang Mikro, untuk transmisi data yang jauh
Transmisi Satelit, Transmisi ini sudah mulai ditinggalkan karena sudah beralih ke internet
Error Detection
Parity Check

Parity Check merupakan cara untuk mendeteksi kesalahan dengan menambahkan sebuah bit pada setiap pengiriman.  Pada transmisi data asynchronous, yang dicek adalah apakah jumlah bit yang bernilai ‘1’ berjumlah ganjil atau genap,  jika ganjil maka bit parit akan menjadi ‘1’ sehingga jumlah bit menjadi genap (Even Parity). Sedangkan pada synchronous,  bit parit akan mengganjilkan jumlah bit yang bernilai ‘1’ (Odd Parity).
Kelebihan
  • Sederhana dalam analisis dan penggunaan pada siste
  • Mudah direalisasikan dalam bentuk rangkaian/hardware
  • Prosesnya cepat karena berbasis biner
  • Pengecekannya mudah
Kekurangan
  • Kurang handal dalam mendeteksi dan perbaikan error.
  • Probabilitas kesalahan yang terjadi besar, yaitu 50%
  • Hanya dapat mendeteksi error dalam jumlah bit terbatas : 1-3 bit errors.
  • Belum dapat mengatur file dalam ukuran besar
  • Tidak dapat mendeteksi kesalahan dalam jumlah genap

Even Parity

Pengecekan secara asinkronos, setiap paket data dicek Pada pengecekan ini data analog diubah menjadi digital. Jumlah bitnya yang dihitung, apabila bit bernilai 1 berjumlah genap maka ditambahkan 0, sedangkan kalau ganjil ditambah 1.

Contoh :
A -> B

A =      1001 - > 1001 0

            1101 -> 1101 1


Odd Parity

Sebenarnya odd parity merupakan kebalikan dari even parity. Jika jumlah bit 1 bernilai genap makan ditambahkan 1, sedangkan kalau ganjil ditambah 0.

Contoh:
A -> B

A =      1001 - > 1001 1

            1101 -> 1101 0
Kelebihan
  • Simple
  • Lebih cepat karena berbasis biner
  • Mudah direalisasikan dalam bentuk rangakaian
Kekurangan
  • Kurang handal dalam mengatasi deteksi dan perbaikan eror
  • kemungkinan kesalan besar 50%
  • Belum dapat mengakomodir file ukuran besar
  • Tak dapat mendeteksi kesalahan dalam jumlah genap

CRC

Teknik CRC ini adalah salah satu jenis pengkodean yang biasanya dikenal dengan pengkodean Cyclic. Dalam metode pengkodean CRC terdapat 3 parameter utama yang terlibat di dalam sistem yaitu: Pesan data sebagaimana halnya pada pengkodean blok linier panjang dari pesan data disimbolkan sebagai k bit Bit tambahan (redudancy bit) dengan panjang m bit,panjang m=nk.
Generator yang akan digunakan sebagai acuan baik bagi sisi pengirim maupun sisi penerima,panjang generator disimbolkan sebagai g,dengan panjang g=m+1 bit.
Kelebihan
  • Dapat digunakan dalam pengiriman data berkecepatan tinggi (16-32 bit).
  • Memiliki kehadalan sistem yang sangat tinggi, yaitu sekitar 99%.
  • Mampu mendeteksi bit error dalam jumlah banyak (burst error) dengan panjang yang kurang dari jumlah redundansi bitnya.
Kekurangan
  • Realisasi rangkaian/hardware dan software yang paling sulit dibanding parity check dan checksum.
  • Analisis dan perhitungan dalam perancangan yang cukup sulit.

Checksum

Pada Metode checksum, pengecekan dilakukan dengan melakukan penjumlahan pada sekumpulan data dan kemudian mengcomplement jumlah tersebut, kemudian hasil complement tersebut/checksum ditambahkan pada data sebagai sebuah karakter.
Pada reciever, akan dihitung ulang checksum-nya dan dilakukan perbandingan nilai/jumlah data yang dikirimkan dengan checksum. Bila terjadi perbedaan nilai antara kedua nilai ini, maka terjadi kesalahan/error dalam pengiriman data.
Kelebihan
  • Mudah diimplemantasikan dalam software
  • Memiliki kehadalan sistem yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90%.
Kekurangan
  • Kurang handal dalam mendeteksi dan perbaikan error, meskipun lebih baik dari parity check
  • Tidak dapat mendeteksi unit data (bytes/words) yang urutannya berantakan
  • Tidak dapat mendeteksi unit data mana yang mengalami kesalahan

Perbedaan CRC dan Checksum

CRC lebih teliti dari checksum dalam pengecekan laporan dan eror komputasi CRC lebih kompleks checksum mendeteksi perubahan tiap 1 bit, sedangkan CRC 2 bit. CRC dapat mendeteksi lebih banyak eror checksum untuk validasi data ketika mengimplementasikan software CRC untuk evaluasi data pada transmisi data analog.


Hamming Code

Dalam penanganan kesalahan (error handling) bit terkirim tahapan utama dalam penerimaan data adalah deteksi kesalahan bit terkirim, selanjutnya dilakukan koreksi terhadap kesalahan (error).
Perbaikan data bisa dilakukan oleh penerima atau pengirim melalui permintaan pengiriman ulang data, permintaan ini melalui sinyal NAK dari penerima ke pengirim. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses deteksi kesalahan melalui bit yang ditambahkan (redundant bit) ke dalam data, dengan metode pengkodean tersebut dapat ditentukan kesalahan bitnya. Sistem pengkodean yang lain yang dapat digunakan dalam komunikasi data adalah kode Hamming. 
Kelebihan
  • Sangat efektif untuk jaringan yang aliran datanya rawan terhadap singlet-bit error
Kekurangan
  • Jika banyak bit yang eror, erornya terdeteksi tetapi akibatnya adalah bit-bit yang sudah benar malah berubah, menyebabkan data semakin

SEMOGA BERMANFAAT, TERIMA KASIH. . .  

Bagikan

Jangan lewatkan

DATA TRANSMISSION & ERROR CHECKING
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.